Rabu, 11 Februari 2015


SNI 1965:2008

Prakata


Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan
batuan adalah revisi dari SNI 03 –1965 –1990 Metode Pengujian Kadar Air Tanah. Standar
ini merupakan adopsi modifikasi dari .
Adapun perbedaan dengan SIN sebelumnya adalah:
a) Perubahan judul menjadi Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan di
           laboratorium.
b) Dalam ruang lingkup ditambahkan paragraf bahwa pengujian cara ini tidak mencakup
           untuk material yang mengandung organik dan gipsum.
c) Ditambahkan pula materi mengenai ringkasan cara uji, arti dan kegunaan serta    ketelitian
          dan penyimpangan.
Standar ini disusun oleh Panitia Teknik Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
pada Subpanitia Standardisasi Bidang Jalan dan Jembatan.

Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional 08:2007 dan
dibahas dalam forum konsensus yang diselenggarkan pada tanggal 5 Mei 2006 di Pusat
Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan yang melibatkan para narasumber,
pakar dan lembaga terkait.Download file lengkapnya disini!
Flame fotometris adalah suatu metoda analisa untuk menentukan kadar logam dalam suatu sampel yang berdasarkan pada pengukuran besaran emisi sinar monokromatis spesifik yang di pancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali tanah pada saat berpijar dalam keadaan nyala dimana besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi dari komponen logam tersebut, sehingga flame fotometris disebut juga fotometris nyala. Prinsip dari flame fotometer ini adalah pancaran cahaya elektron yang diemisi dari keadaan tereksitasi dan kemudian kembali ke keadaan dasar. Keadaan tereksitasi ini terjadi apabila elektron dari atom netral keluar dari orbitalnya menuju orbital yang lebih tinggi. Proses eksitasi berlangsung dengan waktu yang relatif sangat singkat sekali. Sesaat setelah tereksitasi, elektron tersebut akan kembali ke keadaan dasarnya dan proses ini dinamakan emisi. Dalam keadaan teremisi inilah elektron tesebut akan memancarkan sejumlah sinar monokromatis tertentu. Dalam keadaan berpijar, logam-logam tertentu akan menghasilkan pijaran warna tertentu pula. Kita mengenal bahwa Natrium akan menghasilkan pijaran warna kuning, Kalium memancarkan sinar ungu sedangkan Litium akan memancarkan sinar merah. Hal ini telah dimanfaatkan untuk maksud identifikasi unsur alkali tersebut.

COD atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar limbah organik yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Limbah organik akan teroksidasi oleh kalium bichromat (K2Cr2O4) sebagai sumber oksigen menjadi gas CO2 dan H2Oserta sejumlah ion Chrom. Nilai COD merupakan ukuran bagi tingkat pencemaran oleh bahan organik. Kadar  COD dalam limbah berkurang seiring dengan berkurangnya konsentrasi bahan organik yang terdapat dalam air limbah, konsentrasi bahan organik yang rendah tidak selalu dapat direduksi dengan metode pengolahan yang konversional.
Metode Analisa COD
KOK= Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand = COD) adalah 

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!